Minggu, 20 Maret 2011
Kampung Anak 9 – 12 Maret 2011 Sibolangit, Medan
Untuk membangun persahabatan pada anak dan persahabatan menjadi bagian nilai dalam kehidupan anak, maka Yayasan KKSP bekerja sama dengan Tdh – Germany melakukan kegiatan jambore anak. Pada kegiatan jambore ini, kami para peserta di didik dan belajar dalam membangun persahabatan untuk menumbuhkan sikap solidaritas dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi oleh sahabat-sahabat diberbagai daerah. Dan JERAMI adalah salah satu peserta perwakilan dari RMI untuk ikut serta dalam acara kampung anak ini yang di laksanakan di sibolangit, Medan. Di sini kami di bagi menjdi beberapa kelompok/dusun, dari sekita ±170 peserta di bagi menjadi 8 dusun. Kami dari Bogor berada di dusun 7 bersama kawan –kawan dari Forum Anak dari Aceh dan TAMFARAN (Team Fasilitator Remaja Medan) dari Medan. Forum Anak adalah kelompok anak dampingan KKSP dari Aceh yang bergerak di bidang konseling anak dan pengenalan Hak Anak, anggotanya berusia dari anak SMP-SMA di Aceh. Sedangkan TAMFARAN sendiri bergerak di bidang anti penjualan anak, kegiatan mereka yaitu meberi penyuluhan dan pengenalan mengenai Hak Anak dan anti penjualan anak ke sekolah – sekolah SMA/MA di Medan, sedangkan anggotanya sendiri berusia 15 – 22 tahun.
Selain itu juga ada perwakilan dari pulau jawa lainya yaitu SETARA dari semarang, mereka bergerak di bidang pemberdayaan anak jalanan dan hak anak, anggotanya sendiri tidak hanya dari anak – anak jalanan tapi anak–anak tingkat SMA di semarang. Mereka biasaya membuat semacam kelompok seni seperti dalam bermusik, teater dll serta setiap 3 bulan sekali mereka membuat buletin yang hasilnya nanti diedarkan dengan sistem donasi. Sedangkan satu peserta lagi dari pulau jawa yaitu teman – teman dari Pekalongan KATA. Mereka
bergerak di bidang pertanian memberi penyuluhan dan pengetahuan kepada masyarakat desa dan anak–anak mengenai cara bercocok tanam dan bertani yang baik.
Setelah pembagian dusun kami di sana melakukan pengenalan dan beberpa games, kami membuat spanduk, nama dusun dan yel – yel sebagai identitas dusun kami. Dusun kami diberi nama REMATA GOSONG ( remaja cinta go green and song ), disana kami belajar saling menghargai perbedaan. Awalnya cukup sulit bahkan sangat sulit berkomunikasi satu sama lain, namun dengan berjalannya waktu dan kegiatan yang ada secara tidak langsung memaksa kami untuk berkenalan dan berkomunikasi satu sama lain. Dari mulai bermain bersama, berdiskusi, melakukan kegiatan, menjelajahi hutan dan bahkan untuk mengambil makanan
kita belajar bekerjasama. Seperti tema jambore anak ini yaitu PERSAHABATAN UNTUK SEMU kami bersama menyingkirkan ego kami masing – masing dan melupakan segala perbedaan itu untuk bersama mewujudkan persahabatan untuk semu, tanpa mengenal ras, suku, budaya, si kaya dan si miskin. hari demi hari mulai bergulir, kepenatan dan kejenuhan seakan menjauh perlahan – lahan. Empat hari yang begitu penuh warna bukan hanya kagum dengan apa yang mereka kerjakan tapi cara mereka mejalaninya. Banyak hal yang bisa jadi pelajaran tidak hanya bercerita tentang kegitan komunitas saja tapi juga kami mendengar cerita teman – teman
dari Aceh, bagaimana mereka berjuang hidup dan memulai hidup baru mereka setelah tsunami dan konflik daerahnya. Kami semua sepakat bahwa bukan hanya buku sebagai sumber ilmu, tapi persahabatan adalah sumber dari segala ilmu dan pengalaman hidup. Itulah yang kami rasakan selama perkemahan, yang pasti begitu banyak pengalaman yang kami lewati bersama dan empat hari yang penuh makna. Bagi saya pribadi dari jambore anak kali ini saya bisa menyadari bahwa sebenarnya masalah yang saya dan teman – teman JERAMI hadapi itu belum seberapa dibandingkan teman – teman komunitas lainya, ini membuat diri saya dan teman –
teman JERAMI harus lebih semangat lagi dan tidak mudah putuh asa.