Jejak Ramah Bumi ( Aku kamu kita untuk bumi )

Senin, 21 Maret 2011

Menyimpan Tetes Air Hujan


Oleh: Rissa Pusparini

Air hujan merupakan suatu kemurahan Tuhan yang diberikan kepada
makhluk hidup yang terdapat di Bumi. Sayangnya kita terkadang lupa, bahwa
air hujan bukan saja sebagai air yang dapat dibuang atau disia-siakan dan
dibiarkan masuk ke dalam got-got, sungai, dan danau bahkan hanya sebagai
genangan air yang tidak berguna tetapi jauh sangat bermanfaat untuk hal-hal
kecil yang tidak terpikir oleh kita.

Pada kehidupan urban atau perkotaan cenderung lahan-lahan resapan
air sangat sedikit sekali ditemukan, karena lahan tersebut sudah ditempati dan
berubah menjadi ladang perkantoran, mall, gedung-gedung serta perumahan
yang rapat. Gedung perkantoran, mall dan areal perumahan telah mengganti
lahan resapan air dengan membuat got-got sehingga air hujan dapat mengalir
dan terbuang begitu saja. Sedangkan kurangnya kepedulian masyarakat kota
menambah memperburuk kualitas air. Hal yang serupa kini mulai dapat kita
temui di pedesaan atau semi perkotaan yang merupakan daerah tarnsisi.

Krisis air pada musim kemarau ataukah pada musim hujan terjadi banjir
sering kita dengar dari berita di televisi maupun di media surat kabar.
Peristiwa ini terjadi karena air hujan yang turun ke bumi tidak benar-benar
kita manfaatkan dengan baik. Lain halnya jika kita dapat memanfaatkan hujan
dan mensiasati kehidupan kita di perkotaan dengan membuat tempat
penampungan air hujan yang ditanam di dalam tanah sekaligus membuat
sistem penyaringan yang baik sehingga air dapat digunakan.

Terkadang kita tidak menyukai air hujan karena membuat becek jalan,
membasahi baju, banjir dan banyak hal lain yang kita rasakan sangat
merepotkan bila di musim hujan tiba. Tetapi kini kita bisa membuat musim
hujan atau saat hujan turun merupakan peristiwa yang menyenangkan. Ide-ide
yang menarik muncul ketika di Jepang tepatnya di Kota Sumida selalu terlihat
ember-ember penampung air hujan di sudut rumah. Air tersebut digunakan
untuk menyiram tanaman, menyiram wc, mencuci kendaraan dll (Kelompok
Raindrops). Bahkan mereka membuat hal yang lebih menarik lagi dengan
membuat penampungan air hujan di taman bermain anak, dengan tangki air
yang menyimpan air untuk menyiram wc umum, digunakan untuk bermain anak
dll. Di mall mereka memanfaatkannya sebagai pengganti AC, di halaman rumah
air dapat ditampung dari atap dan membuat kincir-kincir beraneka warna
sehingga ketika tetesan air hujan menjatuhi bagian dari kincir, maka kincir
akan berputar bagus sekali.

Sekarang jika kita masih menyepelekan air karena kita masih
mempunyai cadangan air PAM yang melimpah tetapi sekarang kita ubah cara

berpikir kita. Sekarang kita masih menggunakan air PAM atau air yang dapat
kita konsumsi untuk minum sekaligus menggunakannya untuk kegiatan kita
yang lain seperti, mencuci, menyiram tanaman, menyiram wc, atau hal-hal lain
yang berhubungan dengan penggunaan air. Sebenarnya, jika kita mau
menampung air hujan, penggunaan air PAM untuk berbagai kebutuhan tersebut
dapat dikurangi. Kita dapat menghemat air bersih dan mengurangi pembayaran
air. Selain itu jika setiap rumah, gedung, toko-toko atau bangunan-bangunan
menampung air hujan dan menyimpannya, maka yang terpenting kebanjiran
pun akan berkurang dan krisis air bisa teratasi.

Sungguh pemikiran cerdas yang akan memberikan perubahan.
masyarakat akan jauh merasakan lebih murah dan ekonomis serta bermanfaat
sampai waktu yang lama bagi kehidupan. Jika dibandingkan kalau kita masih
sering membuang air hujan, dan tidak memanfaatkannya, maka banjir tidak
pernah terlepas dari kita, krisis air akan kita hadapi pada masa mendatang
karena kurangnya air yang meresap ke dalam tanah. Hal ini juga jauh lebih
ekonomis dibandingkan dengan pemerintah hanya membuat dam atau
bendungan raksasa, selain mahal dari segi biaya, juga memerlukan anggaran
pemeliharaan yang besar dan rutin.

Ayo mulai sekarang jangan lagi membuang air hujan !!